Posts

Showing posts from November, 2017

Surat Tak Beralamat Untuk Seseorang Di Masa Depan

Dari aku, perempuan yang selalu dipertanyakan siapa jodohnya. Duhai kamu calon suamiku, di mana kah kamu berada? Hari ini seperti hari kemarin, tidak ada yang berbeda mengenai hatiku. Masih tetap setia menunggu kehadiranmu, calon mahramku. Aku tak sabar menunggu hadirmu. Memintaku secara halal pada orang tuaku. Tak sabar ingin segera melihat rupamu. Apakah tampan atau manis? Jika kelak kau jadi datang memintaku pada orang tua ku, boleh kah aku menyampaikan suatu hal? Aku tidak ingin kau yang kaya bergelimangan harta. Yang aku ingin hanya kau mendapatkan itu dengan cara yang diberkahi Tuhan. Dengan cara yang halal. Aku tak ingin wajahmu terlalu tampan. Aku hanya ingin kau berikan perasaan menyejukkan ketika aku memandangmu disaat kelelahan merajalela. Aku tak berharap kamu memiliki gelar yang panjang tak karuan. Aku hanya ingin kamu mampu memberikan manfaat pada orang sekitar. Aku tak berharap kamu pandai menulis puisi indah atau melakukan hal romantis lainnya. Aku hanya ing

Dear Zindagi

Sebentar lagi libur panjang. Kamu sudah punya rencana mau ngapain? Di Sabang bakalan ada event Sail Sabang loh. Kalau ada waktu dan rejeki, pergi lah ke sana. Sambil menikmati keindahan pantai dan bawah lautnya. Juga manjakan lidah dengan berbagai kuliner khasnya. Aku sih sangat suka sama sate gurita di sana. Kalau kamu jadi ke sana, coba lah cicipi. Kamu belum punya cukup uang dan waktu untuk pergi berlibur? Dari pada bengong sendirian, mending kamu nonton film aja. Kan tidak mengeluarkan uang yang cukup besar. Aku punya nih satu referensi film untuk kamu. Film bollywood. Ehh? Kamu geli kah sama film India? Karena banyak tarian dan nyanyiannya? Duhh, sepertinya kali ini kita berbeda. Aku suka banget nonton film India. Sebenarnya sih suka semua film. Tapi film India jadi salah satu favorit. Ssttt, sebenarnya pas aku kecil, negara pertama yang mau aku kunjungi yaa India. Film ini rilis tahun 2016. Bukan film yang baru tapi tidak jadul juga. Kamu tenang aja, ini bukan film meye

Jalan Kekhawatiran yang Ku Pilih

Kita lupakan sejenak cerita Dina dan Johan. Kali ini izinkan aku bercerita tentang pertambahan usia ini. Aku baru mengingatnya lagi karena orang rumah baru punya waktu untuk memberi 5 cup cake, padahal ulang tahun ku sudah berlalu 5 hari lalu. Sebelum diberi kue aku tidak terlalu merasa telah bertambah usia. Tapi entah kenapa setelah diberi kue aku menjadi semakin merasa tua. Ahh baiknya kalian tak usah memberi ku kue itu, dengan tulisan usia pula, semakin membuat ku merasa aneh. Tak apa lah pikir ku. Kalian sudah sangat berbaik hati memberi kejutan untuk ku. Kejutan yang sejujurnya menamparku secara halus dan mengingatkan tentang betapa tak lagi muda usia ini. Bertambahnya usia bukan hal yang mudah. Kamu tahu, sekarang aku punya beban yang lebih berat. Punya tanggung jawab yang lebih besar. Punya mimpi yang kian tinggi. Punya harapan semakin luas.  Semua bertambah, semua berubah. Begitu juga kekhawatiran. Ada khawatir yang kian bertambah. Bukan karena aku khawatir tidak bis

Bunga Tidur yang Mengusik Hati

Otak ini memang jahat. Tanpa diminta, ia berkelana menyusuri labirin memori. Satu persatu singgah, menyapa ingatan yang masih terekam jelas.  Otak ini terkadang kejam. Dengan angkuhnya membawa tuannya ke masa lalu. Memanggil-manggil ingatan yang ingin dikubur dalam. Seolah berisyarat untuk jangan pernah melupakan potongan memori itu. Kali ini Ia membawa ku ke labirin terdalam. Mengajak menari bersama kenangan. Kenangan masa lalu yang ingin dikubur dalam.  Cerita itu kelam. Ingin rasanya dilupakan. Tapi apa daya aku malah semakin mengingatnya. Semakin kuat ku berusaha, semakin kenangan itu membayangi. Semakin pula membuat rindu. Membuncah tak tertampung. Sejujurnya aku tak ingin mengakui rindu ini. Terlalu malu rasanya. Benteng harga diriku masih sangat tinggi untuk sekedar menyapanya karena rindu. Bahkan aku tak tahu apakah dia juga merindu di sana. Tidak lucu jika aku tiba-tiba mengirim chat, meski hanya sekedar basa-basi. "Wooiii, jangan melamun di sini. Ntar kesa

Bahkan Takdir Enggan Berpihak

Pagi ini cerah. Mentari sudah menampakkan sinarnya sejak tadi. Suara klakson kendaraan pun sahut menyahut di luar sana. Terdengar sibuk dengan urusannya. Masing-masing membawa ego yang merasa paling benar. Hingga semuanya berpikir yang paling berhak menjadi penguasa jalanan. Di salah satu kamar kecil di sebuah rumah yang terdapat di pinggiran kota Medan, juga tak kalah sibuknya. Seorang perempuan yang baru tumbuh bergegas merapikan tumpukan buku yang bertebaran. Dengan sigap Ia keluar kamar lalu menguncinya. Berjalan ke luar dengan langkah yang sedikit dipercepat. Mencoba meraih angkutan umum yang biasa mangkal di bibir jalan. Jika tidak macet, perjalanan menuju tempat itu memakan waktu sekitar 10 menit. Beruntungnya pagi ini tidak terlalu macet. Jadi Ia tidak terlambat sampai di tujuan. Menaiki anak tangga satu persatu hingga membuat peluh menetes. Akhirnya Ia tiba di ruang F. Ruangan yang didalamnya sudah dipenuhi dengan orang-orang yang terlihat berkonsentrasi. Ia pun mengambi

Hidup Dinamis Demi Kehidupan Lebih Baik

Lagi. Untuk yang ke sekian kali aku lupa menyelesaikan misi harian. Lebih tepatnya semalam aku tak kuat menahan kantuk. Aku menyadarinya ketika bangun. Suara alarm yang setiap pagi tak pernah jemu memberi isyarat itu asalnya persis di dekat kepalaku. Aku mencoba meraihnya dengan mata yang tetap tertutup. Lalu dengan usaha maksimal, perlahan ku coba mengintip layar telepon genggam itu. Sudah hampir waktunya Tuhan memanggilku. Benda kecil di genggamanku itu pun langsung menyilaukan mata. Dengan berat hati, mata ini langsung terjaga dari lelapnya. Ku buka pengamannya. Aku langsung ditujukan pada layar yang didominasi warna putih dengan garis hitam tegak lurus yang berkedap-kedip. Baru ku sadar semalam telah melewatkan misi dengan sempurna. Padahal semalam aku ingin bercerita tentang perubahan. Tapi harus ku bawa cerita itu hari ini. Hari yang seharusnya bercerita tentang cinta pertamaku. Kamu tidak keberatan kan jika satu hari ini aku meminta untuk mendengarkan dua ceritaku? Tapi kalau

Wanita Hebatku

"Ichaaa..selamat ulang tahun ya sayaang...semoga panjang umur, sehat selalu, dimudahkan rizqinya, cepat dapat jodoh dan selalu dalam lindungan sang Khaliq serta sukses terus menyertai kita semua.. Amiiin Ya Rabbal A'lamin" Yang kamu baca itu adalah ucapan selamat untukku dari seseorang yang istimewa. Kemarin pagi aku menerimanya. Sebuah pesan dari wanita paruh baya di kampungku. Tidak seperti tahun sebelumnya, tahun ini Ia mengingat tanggal ini dengan baik. Meskipun seandainya lupa seperti tahun lalu, aku akan sangat maklum, mengingat usianya yang tak lagi muda. Lagi pula, aku bukan anak kecil yang akan merengek ketika orang yang ku sayang terlupa dengan hari bersejarah ini. Dia Ibuku. Wanita perkasa dengan tubuh yang tidak lagi kekar. Dia Ibuku. Wanita lemah lembut yang tidak melulu berkata halus. Dia Ibuku. Wanita hebat meski harus berperang dalam sepi. Selama 12 tahun Ia membesarkan aku dan para saudaraku dalam kesendirian. Mungkin selama itu pula Ia merasa tida

Dididik Untuk Terdidik

Ini malam yang indah. Bintang bertaburan di langit. Kucing-kucing di rumah ini pun ikut bermain di halaman, meski tetap dalam kandang. Setidaknya mereka bisa melihat bintang di langit seperti aku. Tadi siang aku duduk di salah satu sudut kasur yang biasa digunakan nenekku. Terlihat hidungku berusaha menyangga kaca mata yang sudah lelah jadi tempat sandaran. Ada sesuatu berwarna hijau diantara jemariku dan beberapa buku terpampang di depanku. Tak berapa lama terdengar derit pintu. Disambut suara yang tak asing lagi bagiku. "Lah icha ngapain? Kok rajin kali belajarnya cha? Gak capek belajar terus?", suara itu seketika membuyarkan konsentrasiku. Aku pun cuma bisa menjawab dengan senyuman dan melontarkan beberapa patah kata yang kurasa perlu. Malam ini aku teringat dengan kalimat itu. Kalimat yang mengindikasikan bahwa belajar itu ada masanya. Belajar itu capek dan membosankan. Iya memang, aku tak menyangkal, belajar memang membosankan dan membuat lelah. Tapi tanpa belajar a

Perpisahan dan Ketakutan

Cuaca malam ini dingin meski tidak bersatu dengan hujan. Jalanan terlihat sepi dari kendaraan yang berseliweran. Sekali dua kali terdengar juga bunyi klakson. Untungnya tidak membuat telinga berdengung seperti sore hari yang sesak dengan kendaraan. Belum lagi sesak nafas karena asap tersebut. Ditambah lagi dengan sesak pikiran yang berangan punya kantong doraemon dan mengeluarkan pintu ajaib agar segera tiba di rumah. Ahh rasanya aku tidak ingin berjumpa sore, sama halnya dengan pagi, mengingat jalanan yang selalu mencekam.  Kita lupakan sejenak pagi dan sore yang aneh itu. Tadi aku bercerita malam. Baru sadar, cerita sebelumnya juga dibuka dengan kisah malam. Maka izinkan aku bercerita tentang ketakutan. Malam dan ketakutan. Mungkin dua hal yang cocok jika dikawinkan. Tahu sendiri kan, banyak orang-orang menjadi semakin takut ketika berjumpa malam. Malam ini aku diminta bercerita tentang hal yang membuat ku takut. Aku akan bercerita dengan penuh rasa, berharap cerita ini sampai p

Caraku Menjemput Cinta

Malam ini begitu mencekam. Udara sejuk yang dinginnya menusuk hingga ke tulang. Suara gemericik air berlomba saling menyapa atap rumah. Hujan ini sudah semalaman menyapa. Ku resapi aroma hujan yang bersatu dengan tanah. Sangat khas. Aroma yang entah kenapa selalu membuatku nyaman. Dalam sepi yang menyendiri, aku mencoba berkelana ke masa lalu. Mengingat-ingat potongan memori yang meninggalkan bekas. Memori tentang penyesalan yang mau bagaimanapun tak akan pernah bisa diubah. Aku menyesal karena telah melakukan perbuatan itu. Sesal ku itu tak ada artinya karena tak kan bisa mengubah keadaan. Menyesal tak karuan karena telah melewati batasan yang diperbolehkan. Batasan yang diciptakan sejak dulu. Batasan yang sebenarnya dibuat untuk melindungi umat manusia. Tetapi dengan sadarnya malah dilanggar. Bahkan dengan bangga berpamer-pameran suatu bentuk pelanggaran itu.  Ialah pacaran, suatu hal yang paling aku sesali semasa hidupku ini. Bukan karena aku telah memilih lelaki yang salah

Ditikam Hingga Robek

Alkisah suatu masa ada seorang lelaki misterius bertemu dengan wanita idamannya. Sudah lama sekali dia menantikan kehadiran seorang wanita yang mampu menyihir hidupnya. Akhirnya dia pun dibuat jatuh dan mencinta oleh wanita tersebut. Wanita yang indah dipandang mata. Wanita yang menyejukkan hati ketika mendengar suaranya. Juga menggetarkan jiwa tatkala melontarkan senyuman. Dia Khia. Wanita cantik nan rupawan. Tak butuh waktu lama, lelaki itu pun jatuh cinta dan benar-benar tidak bisa melepaskan diri dari jerat cintanya. Mereka saling mencinta. Kia mencintai Andra. Begitu pun sebaliknya, Andra mencintai Khia dengan sangat hebatnya. Hari-hari yang dilalui dirasa berkali lipat bahagianya. Sampai ada rasa tak ingin berjumpa malam, karena saat malam tiba mereka akan segera berpisah. Itu artinya, Andra harus gelisah menanti pagi untuk dapat segera bertemu sang kekasih. Hingga suatu hari, Andra yang merupakan lelaki misterius dengan masa lalu tertutup rapi tak menyangka, Khia adalah musuhny

Jatuh Cinta Pada Pandangan Pertama

Image
"Semua orang mempunyai potensi kekuatan pikiran. Tetapi tidak semua orang memiliki kemampuan untuk mengaktifkannya dan mendapatkan manfaat yang luar biasa dari hal tersebut. Apa yang kamu alami hari ini adalah dampak dari pikiran kemarin. Apa yang akan kamu alami esok hari juga merupakan dampak dari pikiran hari ini. Pikiran yang sedang dibayangkan saat ini sedang menciptakan kehidupan masa depan. Jika kamu mampu mengubah cara berpikir, maka kehidupan pun akan turut berubah. Disaat pikiran berubah ke arah positif maka kehidupan akan menuju ke arah positif. Tetapi bila berpikir ke arah negatif maka kehidupan akan menuju ke arah negatif. Tidak akan ada yang mampu menghentikan orang yang bermental positif. Sebaliknya, tak ada satu pun di dunia ini yang dapat membantu seseorang yang sudah bermental negatif." Paragraf di atas merupakan salah satu bagian dari tulisan Dr. Ibrahim Elfiky dalam bukunya yang berjudul "Terapi Berpikir Positif". Hari ini tema #30DayW

Semangat Semangat Semangat

Image
Kemarin aku molor buat posting satu tulisan. Alhasil, aku harus posting 2 tulisan dalam satu hari. Salah sendiri sih cha, siapa suruh ingkar janji. Hiikss... Baiklah. Aku harus semangat. Semangat semangat semangat. Aku harus punya motivasi yang kuat dalam diri sendiri. Kalau diri sendiri aja gak ada motivasi pasti susah buat bisa maju.  Ahh aku jadi teringat tentang kalimat motivasi yang pernah ku dengar dari seseorang yang luar biasa. Kalimat ini sangat berpengaruh terhadap cara ku memandang berbagai hal di dunia ini. Mungkin sebagian dari kalian juga pernah mendengarnya. Kalimat itu adalah "Mengalah bukan berarti kalah" & "Jika yang kita punya berlebih, maka itu sudah kewajiban untuk berbagi. Tapi jika yang kita punya pas-pasan dan masih tetap mau berbagi, itu lah yang Hebat". Apa kamu pernah mendengar dua kalimat itu sebelumnya? Kamu bisa meresapinya? Sangat luar biasa bukan? Apalagi ketika kalimat itu datang dari orang yang benar-benar luar biasa bag

The Worst and The Good One

Image
Kemarin, saat sedang asyik menyelam dalam tumpukan kata berbahasa asing, tiba-tiba aku dapat panggilan khusus. Akhirnya aku mengeringkan diri dari kebahasan tumpukan kata itu. Ceritanya kemarin aku ada acara keluarga. Akhirnya aku tidak punya cukup waktu untuk merasuk lebih jauh ke dalam jiwa demi menghasilkan sebuah tulisan. Tulisan wajib yang sebenarnya harus aku buat setiap harinya sesuai tema. Maafkan keterlambatan ku ini. Ya sudah, tanpa perlu berbabibu panjang lebar, aku mulai saja cerita ku kali ini yaitu tentang pencapaian terbesar dan terburuk yang ku alami tahun lalu. Ahh, tema ini membuka luka lama bagi ku. Membaca temanya saja sudah membuka luka lama. Menulisnya seperti menaruh garam di atas luka itu. Periiihh *agak lebay*. Bicara tentang pencapaian, sebelumnya aku ingin tahu pendapat pembaca semua. Kira-kira kata terbaik dan terburuk yang selama ini kamu jadikan patokan itu apakah kamu sendiri yang menciptakannya atau malah berdasarkan pendapat orang lain?Misalny

5 Cara Menaklukkan Hati Ku

Image
Banyak yang penasaran alasan selama ini aku menjomblo. Bahkan ada yang berpikir aku tidak pernah pacaran. Aku bilang aja pernah dan Alhamdulillah cuma sekali. Jadi buat yang masih bertanya-tanya alasan aku menjomblo, coba baca  di sini . Udah di baca? Masih belum percaya sama alasan aku? Ya udah aku jujur deh, sebenarnya aku punya banyak syarat yang harus dipenuhi oleh calon pendampingku kelak. Ada 5 cara yang harus dipenuhi calonku kelak. Aku mau cari seseorang yang kaya raya, tampan rupawan, berpendidikan tinggi, kerjaan oke, dan terakhir tunggangan menawan. Kira-kira ada referensi yang sesuai buat aku?  Wah, berat banget ya? Pantesan selama ini jomblo, syaratnya gitu amat. Hahaha Iya sih. Syaratnya berat gitu. Padahal aku juga belum memenuhi semua syarat itu. Gimana mau dapat calon?  Enggak enggaaak. Itu cuma bercanda. Iya kaliii aku buat syarat sebegitunya. Ckck By the way, tema tantangan menulis hari ini adalah tentang 5 cara mendapatkan hatiku. Jadi di tulisan kali

Leipzig Yang Sejak Lama Menanti

Image
Mari kita buka sesi Tantangan Hari ke 5 ini dengan salah satu quote dari Einstein. Yang setuju dengan quote di bawah ini silakan acungkan tangan sembari menanamkan dalam diri dengan penuh keyakinan. Sebelumnya perkenalkan, aku seorang perempuan yang belum dewasa diantara orang dewasa, tetapi terlalu tua diantara anak-anak. Rasanya aku juga mau tinggal di tempat yang katanya nyaman dan aman seperti Meikarta. Tapi apa daya aku belum bisa bermimpi punya hunian di Meikarta. Kamu baru tahu kalau aku perempuan yang memiliki sejuta mimpi? Jadi tidak masalah dong kalau aku bermimpi ingin memiliki hunian di Meikarta? Loh kok ini jadi malah bicarain Meikarta ya? *ckckck Aku sangat menyukai tantangan dan suka melalak ke berbagai tempat. Tapi bukan sembarang melalak. Aku punya mimpi sebelum usia 30 tahun, aku bisa berkunjung ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Sejauh ini aku baru menginjakkan kaki di Aceh, Palembang, dan Kupang dan yang pasti Sumatera Utara. Kalau sekedar s

Kalah? It's Ok! Menang? Hooreeee!!!

Image
Tak dipungkiri lagi, masa kanak-kanak merupakan masa bahagia yang kalau diingat-ingat membuat kita tersenyum cengar cengir. Banyak memori bahagia di masa lalu yang sangat sayang untuk kita tanam begitu saja. Oh ya, kalau kamu punya memori positif sejak masa kanak-kanak, aku yakin hidupmu sekarang juga dipenuhi dengan perjalanan yang positif. Namun, jika ternyata hidupmu tidak se-positif yang kamu bayangkan, mungkin kamu perlu merubah sudut pandang tentang 'positif' itu seperti apa. Okeee. Bicara tentang masa kanak-kanak, pasti gak lepas dong dengan yang namanya permainan. Ahh, rasanya bersyukur sekali aku dilahirkan pada masa tanpa menjamurnya smart phone  yang notabene bakalan bisa membuat intensitas bermain ku di lapangan jadi berkurang. Iya, lihat saja sekarang ini. Susah la kita temukan sekumpulan anak-anak yang bermain bersama di lapangan terbuka. Bukan salah mereka juga sih, toh mencari lapangan terbuka juga sama sulitnya. Jadi dari pada berurusan dengan jalan ra

Pekerjaan Impian

Bicara tentang pekerjaan impian pasti sangat menyenangkan. Btw, apa pekerjaan impian kalian guys? Menjadi dokter? Polisi? Guru? Atau??? Biasanya ya kalau kita tanya ke adek yang masih SD, cita-citanya pasti gak jauh dari yang barusan aku bilang. Padahal ya banyak banget jenis pekerjaan lainnya. Psikolog misalnya. Atau mungkin peneliti? Mau yang lebih kekinian? Ada kok, youtuber, travel blogger, copy writer, broker. Hemm, ada lagi yang bisa bantu tambah list jenis pekerjaan yang bisa dikerjakan tanpa perlu keluar rumah dan menghadapi kemacetan? Kalian punya mimpi pekerjaan yang seperti itu? Mungkin kalian bisa mulai mencobanya guys. Zaman sekarang ini bekerja gak melulu di belakang meja dengan jadwal kaku dari pagi jam 9 sampai jam 5 sore. Tapi apa lah daya, mungkin kalian tergolong kaum milenial yang 'dipaksa' untuk tetap menganut pekerjaan jenis lama itu? Gak masalah, tapi jangan pernah menyesal dikemudian hari yaa. Keputusan ada di tangan mu. Hemm.. Aku juga punya do

Tekad. Kunci menuju kesuksesan.

Assalamualaikum dan salam sejahtera untuk pembaca setia semuanya di manapun berada. How was your weekend? Menyenangkan dong pastinya :) Semalam saya membuka-buka folder foto yang ada di laptop. Perhatian saya tertuju pada folder foto teman saya ketika diperantauan. Mereka sudah seperti keluarga bagi saya dan kami sangat dekat. Tiba-tiba saya jadi merindukan mereka. Jujur saja, mereka satu-satunya (selain keluarga) yang dekat sama saya. Jika para pembaca sudah mengenal saya sejak kecil hingga sekarang, mungkin kalian bisa melihat perkembangan saya. Tapi jika pembaca hanya mengenal saya ketika sudah kuliah, kalian belum benar-benar mengetahui saya. Semasa sekolah, saya orangnya benar-benar pemalu, sangat pendiam, serta tidak suka terlibat dengan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan orang banyak. Bahkan ada masa saat sekolah, salah satu guru saya memberikan waktu khusus untuk saya agar mau 'berbicara'. Tapi usaha itu sia-sia, saya tidak mengeluarkan satu kalimat

Tatapan Mata yang (Katanya) Sulit Dilupakan

Hari ini merupakan hari ke dua tantangan menulis satu tema satu hari. Misi hari pertama sudah berhasil di selesaikan, yaitu tentang hubungan yang saat ini sedang aku jalani . Tema kali ini lumayan membuat aku berpikir keras. Masalahnya ni, aku diminta untuk menjabarkan tentang hal menarik yang aku miliki dan membuat orang lain untuk sulit melupakannya. Dari tadi pagi aku mikir, kira-kira apa ya yang buat orang lain sulit melupakan aku? Heemmm... Mikir mikir mikiiiirrr. Sebenarnya sih, beberapa kali aku pernah tanya sama teman-teman, tentang hal yang ada dalam diriku dan sulit untuk dilupakan. Jawabannya ya ada yang positif dan negatif dong. Akhirnya jawaban yang aku dapatkan cukup beragam. Dari beragamnya jawaban teman-teman, ada satu jawaban yang menarik perhatianku. Menurut pengakuan temanku itu, hal yang sulit dilupakan dari diriku adalah mata ku. Katanya sih, tatapan mata aku itu selalu memancarkan rona bahagia. Mata ku sering berbicara banyak hal dan tersirat banyak cinta.

Sendiri Demi Memantaskan Diri

"Ingat umur loh chaaa. Cari pacar sana" "Apa? Mau lanjutin kuliah lagi? Bakalan teknik dong. Telat nikah maksudnya"  "Belum move on ya? Kok gak pernah pacaran sih?" Hayoo siapa yang pernah dapat pertanyaan kayak gitu juga? Angkat tangaaan!! Eneg banget dong ya kalau dengar orang-orang pada ngomong gitu sama kita. Iya. Itu tuh yang biasa aku dengar. Toh, menjadi single bukan suatu kutukan yang membuat kita harus merasa malu. Nikmati aja kesendirian itu guys. Coba bayangin bahagianya aku saat gak perlu khawatir bangun terlambat karena ada seseorang yang minta bangunin cepat esok harinya. Atau sekedar kasi kabar setiap aku ganti posisi dari satu tempat ke tempat lain. Atau misalnya harus permisi sama doi saat pengen banget ngumpul sama teman lama kayak yang baru aja aku lakuin. Gak menutup kemungkinan dong aku gak bakalan bisa ikut reunian sama teman SMP dari sore sampek malam seandainya aku punya pacar. Hemm, pasti banyak larangan ini itu. Seb

Monday Love Letter

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita semuanya di manapun berada. Setelah berpikir secara matang dan mempertimbangkan plus minusnya. Saya memutuskan untuk menulis 'surat cinta' untuk para pembaca blog ini setiap hari senin pagi. Surat cinta ini nantinya akan berisi motivasi untuk kita semua (termasuk saya), serta berisi refleksi-refleksi dri agar kita bisa menjadi insan yang lebih baik di kemudian hari. Alasan saya memilih hari senin untuk memberikan surat cinta adalah karena biasanya dan tidak sedikit dari kita yang merasa malas-malasan untuk memulai aktifitas baru setelah asyik menikmati hari libur. Jadi semoga dengan adanya surat cinta ini bisa semakin menumbuhkan semangat para pembaca semuanya dalam memulai aktifitas diawal minggu. Sampai jumpa senin yaa.. Terima kasih :) Love, Icha Hasyim