Hidup Dinamis Demi Kehidupan Lebih Baik

Lagi. Untuk yang ke sekian kali aku lupa menyelesaikan misi harian. Lebih tepatnya semalam aku tak kuat menahan kantuk. Aku menyadarinya ketika bangun. Suara alarm yang setiap pagi tak pernah jemu memberi isyarat itu asalnya persis di dekat kepalaku. Aku mencoba meraihnya dengan mata yang tetap tertutup. Lalu dengan usaha maksimal, perlahan ku coba mengintip layar telepon genggam itu. Sudah hampir waktunya Tuhan memanggilku. Benda kecil di genggamanku itu pun langsung menyilaukan mata. Dengan berat hati, mata ini langsung terjaga dari lelapnya. Ku buka pengamannya. Aku langsung ditujukan pada layar yang didominasi warna putih dengan garis hitam tegak lurus yang berkedap-kedip. Baru ku sadar semalam telah melewatkan misi dengan sempurna.

Padahal semalam aku ingin bercerita tentang perubahan. Tapi harus ku bawa cerita itu hari ini. Hari yang seharusnya bercerita tentang cinta pertamaku.
Kamu tidak keberatan kan jika satu hari ini aku meminta untuk mendengarkan dua ceritaku? Tapi kalau kamu bosan, kamu bisa mengatakannya langsung padaku. Mungkin kita bisa bercerita tentang yang lainnya.

Perubahan...
Sebelumnya aku ingin bertanya, apa kamu mengenalku selama ini? Sudah berapa lama? Jika sudah lama, apa kamu merasakan ada perubahan yang aku alami? Kamu bukan seseorang yang ketika itu mengatakan padaku dengan lantang seperti kalimat di sinetron itu kan?

"Kamu berubah Cha, mana Icha yang dulu. Icha yang selama ini aku kenal". 

Bukan dong yaaaa, karena sebenarnya memang belum ada yang bilang seperti itu langsung padaku. Laahh, berarti selama ini aku tidak mengalami perubahan apa pun dong? Bukan gitu juga sih. Kamu pahami saja lah sendiri.

Sekitar setahun yang lalu, seorang kakak angkatan di kampus tiba-tiba mengatakan padaku ketika kami duduk di satu meja yang sama tentang perubahanku.
"Beda sekarang ya dek"
"Beda gimana kak?"
"Lebih kelihatan produktif, aktif. Beda la pas kakak lihat pertama kali dulu"
"Ahh masa kak? Iya sih waktu itu kan masih semester awal. Masih banyak malunya" ku jawab sambil tersenyum simpul
"Bagus itu. Kalau bisa terus tingkatkan" katanya semacam memberi dukungan atas perubahan yang ku alami. Dia sendiri kakak angkatan yang sangat luar biasa. Tubuh kecil dan energik, serta mampu menyihir orang lain ketika dia mulai berbicara. Mungkin dia tidak mengingat cerita itu. Tapi aku merekamnya dengan sangat jelas di memori.

Ada rekaman lain di memoriku tentang salah satu sahabat yang juga mengatakan perubahanku.
"Icha berubah lo sekarang" katanya saat kami menuju suatu tempat dengan tetap memandang ke depan.
"Berubah gimana maksudnya?" Tanyaku sedikit bingung.
"Iya, gak tahu. Yang pasti berubah aja" jawabannya semakin buat bingung
"Hmm.. perubahan yang baik atau yang buruk?" Aku mencoba memancing
"Emang Cha gak merasa ada perubahan gitu?" Dia melempar lagi pertanyaan yang kemudian ku jawab sambil mengangkat kedua bahuku.
"Sejauh ini sih perubahan baik. Dan kayaknya sejak Icha ikut organisasi itu" katanya memberi penjelasan
"Hemm, bisa jadi. Icha ngerasa sih ada perubahan, tepatnya bukan setelah ikut organisasi tapi setelah ikut kegiatan waktu itu. Waktu itu banyak orang-orang keren yang buat iri. Bahkan ada anak sekolah yang prestasinya udah kebangetan" ku jelaskan lebih lanjut.

Sejauh ini memang sudah banyak perubahan yang ku alami. Dari mulai perubahan sikap, sifat, perilaku, pemikiran, usia, hingga status. Perubahan yang akan terus kita hadapi di dunia ini. Sejatinya dunia ini penuh dengan perubahan, dinamis. Aku tidak bisa terus mempertahankan perilaku buruk jika ingin menerima perlakuan baik dari orang lain. Aku tidak mungkin membiarkan pikiran tidak baik menetap di kepala jika aku ingin orang berpikir sebaliknya tentang aku. Sama halnya seperti aku tidak mungkin terus meminta pada Tuhan sementara aku tidak pernah berubah untuk meningkatkan usaha.

Terus lah berubah ke arah yang lebih baik. Terus lah belajar untuk menjadi lebih baik. Jangan berhenti belajar untuk berubah menjadi anak yang lebih baik. Jangan pernah gengsi untuk berubah memberikan istri perlakuan yang baik. Jangan malu berubah demi membuat bahagia keluarga. Terus lah berubah untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Bukankah Tuhan juga menyuruh kita untuk terus berubah setiap harinya? Lebih baik dan baik lagi.

Aku pikir kamu setuju dengan ku mengenai perubahan ini. Kalau begitu akan aku akhiri ceritaku yang sedikit terlambat. Terima kasih karena sudah menyelesaikannya.



Medan.
Kamu masih mau mendengar cerita yang selanjutnya kan?

Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Banyak

Dear Zindagi

Suka Duka Menjadi Asisten Peneliti