Bunga Tidur yang Mengusik Hati

Otak ini memang jahat. Tanpa diminta, ia berkelana menyusuri labirin memori. Satu persatu singgah, menyapa ingatan yang masih terekam jelas. 
Otak ini terkadang kejam. Dengan angkuhnya membawa tuannya ke masa lalu. Memanggil-manggil ingatan yang ingin dikubur dalam. Seolah berisyarat untuk jangan pernah melupakan potongan memori itu.

Kali ini Ia membawa ku ke labirin terdalam. Mengajak menari bersama kenangan. Kenangan masa lalu yang ingin dikubur dalam. 
Cerita itu kelam. Ingin rasanya dilupakan. Tapi apa daya aku malah semakin mengingatnya. Semakin kuat ku berusaha, semakin kenangan itu membayangi. Semakin pula membuat rindu. Membuncah tak tertampung.

Sejujurnya aku tak ingin mengakui rindu ini. Terlalu malu rasanya. Benteng harga diriku masih sangat tinggi untuk sekedar menyapanya karena rindu. Bahkan aku tak tahu apakah dia juga merindu di sana. Tidak lucu jika aku tiba-tiba mengirim chat, meski hanya sekedar basa-basi.

"Wooiii, jangan melamun di sini. Ntar kesambet lo" seseorang mengejutkan
"Aseem banget lo. Siapa juga yang ngelamun"
"Udah lah bro, gue lihat dari tadi. Gak usah ngelak lo"
"Gak usah sok tahu lo" 
"Gini deh. Gue udah lama kenal sama lo. Gue tahu gelagat lo yang kayak gini. Hubungi dia. Ntar habis lo kemakan gengsi"
"Udah laaa. Lagian itu cuma bunga tidur. Palingan bentar lagi hilang. Lo nyantai aja, gak usah ribet sendiri"
 
Beberapa hari yang lalu, aku mimpi Dina. Selama ini hidupku udah berjalan mulus tanpa bayang-bayang Dina. Tapi malam itu Dina menyapaku dengan senyumannya. Sangat manis. Sama manisnya seperti pertama kali ku lihat. Dia hanya tersenyum dari kejauhan. Aku ingin menghampiri, tapi kaki ini seolah tertancap ke bumi. Enggan bergerak sedikit pun.

'Dinaaa, apa kabar mu di sana? Tiba-tiba aku rindu. Aku tahu, aku tidak punya hak untuk merindu kamu. Tapi senyuman mu telah mengusikku'



Medan.
Bertelepati dengan Dina. Menyatakan ada Johan yang sedang merindunya.

Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Banyak

Dear Zindagi

Suka Duka Menjadi Asisten Peneliti