Surat Tak Beralamat Untuk Seseorang Di Masa Depan

Dari aku, perempuan yang selalu dipertanyakan siapa jodohnya.

Duhai kamu calon suamiku, di mana kah kamu berada?
Hari ini seperti hari kemarin, tidak ada yang berbeda mengenai hatiku.
Masih tetap setia menunggu kehadiranmu, calon mahramku.
Aku tak sabar menunggu hadirmu. Memintaku secara halal pada orang tuaku. Tak sabar ingin segera melihat rupamu. Apakah tampan atau manis?

Jika kelak kau jadi datang memintaku pada orang tua ku, boleh kah aku menyampaikan suatu hal?

Aku tidak ingin kau yang kaya bergelimangan harta. Yang aku ingin hanya kau mendapatkan itu dengan cara yang diberkahi Tuhan. Dengan cara yang halal. Aku tak ingin wajahmu terlalu tampan. Aku hanya ingin kau berikan perasaan menyejukkan ketika aku memandangmu disaat kelelahan merajalela.

Aku tak berharap kamu memiliki gelar yang panjang tak karuan. Aku hanya ingin kamu mampu memberikan manfaat pada orang sekitar.
Aku tak berharap kamu pandai menulis puisi indah atau melakukan hal romantis lainnya. Aku hanya ingin kamu bisa menjaga tutur kata dan sopan santun saat bersamaku. Juga menjaga tingkah laku ketika tidak di dekatku. Ketahui lah itu sudah cukup romantis untukku.

Kelak, saat kita bersama, aku ingin kita membuat kesepakatan. Boleh kah?

Aku ingin kamu tidak menuntut berlebihan untuk aku bisa masak ini itu. Sementara kamu bahkan tidak bisa memperbaiki selang air yang bocor, atau pun kaki kursi yang patah.
Aku ingin kamu tidak berang padaku saat kamu pulang ke rumah dan mendapati rumah malah dalam keadaan berantakan. Sementara kamu, bahkan tidak pandai untuk hanya sekedar meletakkan sepatu kerjamu di rak sepatu, atau menggantungkan kembali handuk saat kamu selesai mandi.

Bisa kah kita membuat kesepakatan bersama tentang itu?

Dan nanti saat kita dikaruniai Tuhan penyejuk hati, aku juga berharap suatu hal padamu.

Aku berharap, kamu tidak mengeluh capek ketika aku meminta kamu gantian menjaga anak kita. Padahal aku hanya ingin mandi atau hanya ingin makan. Tahukah kamu kalau dalam perkembangan anak bukan hanya ibu yang dibutuhkan? Ada istilah father bonding yang harus dipenuhi oleh ayahnya. Aku tak ingin kamu melemparkan tanggung jawab itu pada penghuni rumah lainnya. Itu pun kalau memang di rumah ada penghuni lain. Kalau tidak? Sama siapa kamu ingin melemparnya?
Itu pun kalau kelak kamu menginginkan anak kita punya manajemen emosi yang baik. Kalau kelak kamu memang ingin anak kita merasa cukup dapat kasih sayang dari ayahnya.

Aku berharap, kamu tidak marah ketika aku memarahi anakmu. Dia anakku juga, tentu aku juga ingin yang terbaik untuknya. Jika pun aku terlalu berlebihan, marahlah saat kita sedang berdua. Tanpa terdengar anak kita. Itu tidak baik. Kamu tahu kan?

Aku juga berharap kita menyepakati bersama tentang suatu hal, hanya berdua. Jangan sampai terdengar oleh anak-anak jika pun nanti ada perselisihan. Kamu pasti tahu dengan baik, hal seperti itu bisa mengganggu perkembangan anak kita dari berbagai sisi.

Aku ingin kamu tidak menyalahkan ku saat anak kita mendapatkan luka di tubuhnya ketika belajar berjalan atau bahkan saat ada perkembangan anak kita yang tidak sesuai dengan anak lainnya. Mengurusnya memang kewajiban ku. Kewajiban itu sama besarnya dengan kewajiban yang kamu punya. Jadi kita harus bersama-sama menjaga anak kita, membantunya tumbuh dan berkembang menjadi semakin baik.

Saat ini hanya itu harapanku untuk mu. Mungkin saat kita bersama, akan lebih banyak lagi kesepakatan yang harus kita diskusikan. Bisa kan?

Untukmu calon imam ku. Dari semua permintaan itu, kamu tak usah khawatir bila aku tak bisa memasak makanan enak. Karena sejak kecil aku sudah diajarkan Ibu untuk bisa memasak. Kamu jangan khawatir rumah kita akan berantakan, karena sejak dulu orang tua ku selalu memberi tanggung jawab dalam urusan kebersihan rumah tangga. Kamu jangan risau aku tak bisa membesarkan anak kita dengan baik, karena keseharianku juga sering terlibat dengan anak-anak.
Meskipun begitu, kecakapan ku itu tak kan berarti jika kita tidak bisa saling menghargai. Akan berantakan jika kita tak bisa saling mendukung. Akan hancur jika kita tidak bisa melakukannya secara bersama-sama.
Semua akan sia-sia tanpa kerja sama yang baik.

Kamu tahu itu kan?

Untukmu calon imamku. Jika saat ini kamu belum siap dengan semua itu, persiapkan lah dan datang lah agar kita bisa mendiskusikannya bersama.
Semoga kamu selalu diberikan keberkahan oleh Tuhan di mana pun saat ini berada.


Dari aku.
Perempuan yang menunggu calonnya.

Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Banyak

Dear Zindagi

Suka Duka Menjadi Asisten Peneliti