Leipzig Yang Sejak Lama Menanti

Mari kita buka sesi Tantangan Hari ke 5 ini dengan salah satu quote dari Einstein. Yang setuju dengan quote di bawah ini silakan acungkan tangan sembari menanamkan dalam diri dengan penuh keyakinan.

Sebelumnya perkenalkan, aku seorang perempuan yang belum dewasa diantara orang dewasa, tetapi terlalu tua diantara anak-anak. Rasanya aku juga mau tinggal di tempat yang katanya nyaman dan aman seperti Meikarta. Tapi apa daya aku belum bisa bermimpi punya hunian di Meikarta.

Kamu baru tahu kalau aku perempuan yang memiliki sejuta mimpi? Jadi tidak masalah dong kalau aku bermimpi ingin memiliki hunian di Meikarta? Loh kok ini jadi malah bicarain Meikarta ya? *ckckck

Aku sangat menyukai tantangan dan suka melalak ke berbagai tempat. Tapi bukan sembarang melalak. Aku punya mimpi sebelum usia 30 tahun, aku bisa berkunjung ke seluruh provinsi yang ada di Indonesia. Sejauh ini aku baru menginjakkan kaki di Aceh, Palembang, dan Kupang dan yang pasti Sumatera Utara. Kalau sekedar singgah di bandara, aku sudah mencicipi bandara di Jakarta, Surabaya, dan Riau. Jadi, anggap saja aku sudah menginjakkan kaki di 7 provinsi itu. Belum sampai seperempat dari jumlah keseluruhannya. Setidaknya aku punya jatah waktu sekitar 7 tahun lagi untuk mewujudkan mimpi itu. Ya walau tidak ada jaminan usiaku akan sampai hingga 30 tahun.

Rasanya melalak ke sana ke mari tidak akan pernah membosankan. Terlebih saat disuguhi dengan keindahan alam Indonesia yang menakjubkan.
Untuk luar negera, aku juga punya impian ke berbagai negara. Namun, ada satu tempat yang sangat ingin aku kunjungi. Leipzig, Jerman. Kamu pernah dengar?

Jika kamu mahasiswa psikologi atau yang bergelut dalam dunia psikologi tentunya nama itu sangat tidak asing bagi kalian. Pasti sekarang kalian juga sedang mengira-ngira alasan ku ingin berkunjung ke sana sambil menghubungkan dengan psikologi. Iya, kamu benar. Alasan ku ingin berkunjung ke sana karena ingin melihat Leipzig yang merupakan tempat tumbuhnya tokoh psikologi yang sangat terkenal. Buat yang penasaran siapa tokoh itu, biar ada kerjaan cobalah cari saja di internet.

Sejak pertama kali mendengar nama itu, aku sudah memutuskan dalam diri sendiri akan menuju tempat itu suatu saat. Menurutku akan semakin komplit saat aku bisa mencicipi ilmu di sana. Meskipun begitu, aku tidak berencana melanjutkan studi di Leipzig. Ada tempat lain yang lebih ku prioritaskan menjadi tujuan studi dari pada di Leipzig. Mungkin suatu saat aku akan bercerita tentang itu secara khusus.
Ahh, gosipin Leipzig jadi semakin membakar semangatku untuk terus belajar.

Jangan sedih. Aku akan mengakhiri cerita ini. Buat kamu di sana, jangan lupa bermimpi besar! Dan juga jangan lupa bahagia. Byee!

Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Banyak

Dear Zindagi

Suka Duka Menjadi Asisten Peneliti