Dididik Untuk Terdidik

Ini malam yang indah. Bintang bertaburan di langit. Kucing-kucing di rumah ini pun ikut bermain di halaman, meski tetap dalam kandang. Setidaknya mereka bisa melihat bintang di langit seperti aku. Tadi siang aku duduk di salah satu sudut kasur yang biasa digunakan nenekku. Terlihat hidungku berusaha menyangga kaca mata yang sudah lelah jadi tempat sandaran. Ada sesuatu berwarna hijau diantara jemariku dan beberapa buku terpampang di depanku. Tak berapa lama terdengar derit pintu. Disambut suara yang tak asing lagi bagiku.
"Lah icha ngapain? Kok rajin kali belajarnya cha? Gak capek belajar terus?", suara itu seketika membuyarkan konsentrasiku. Aku pun cuma bisa menjawab dengan senyuman dan melontarkan beberapa patah kata yang kurasa perlu.

Malam ini aku teringat dengan kalimat itu. Kalimat yang mengindikasikan bahwa belajar itu ada masanya. Belajar itu capek dan membosankan. Iya memang, aku tak menyangkal, belajar memang membosankan dan membuat lelah. Tapi tanpa belajar apa yang aku punya? Tanpa belajar apa yang bisa ku ketahui? 

Sebagai perempuan biasa yang belum menjadi siapa-siapa, aku sangat mendukung pendidikan. Terserah jika kamu mau bilang pendidikan di negara ini kacau lah, pendidikannya tidak bersih lah, tidak adil lah, atau apa pun itu. Yang penting aku mendukung setiap individu mencicipi pendidikan yang layak. Aku menolak dengan keras jika ada yang menyentil dengan ungkapan sinis tentang wanita yang tak perlu berpendidikan tinggi karena kelak akan kembali ke dapur. Aku tidak suka dengan pemikiran seorang lelaki yang melarang saudara perempuannya untuk mencicipi pendidikan. Toh kita punya hak yang sama di dunia ini.

Bagiku pendidikan itu sangat penting. Sama pentingnya dengan tidur dan makan. Bayangkan jika kita tidak makan dan tidur selama beberapa hari. Pasti akan tersiksa. Begitu juga halnya dengan pendidikan. Pendidikan yang aku maksud bukan hanya sekedar terdaftar di institusi pendidikan resmi. Lebih dari itu, kita bisa menikmati pendidikan di mana saja dan kapan saja. Inti pendidikan itu kan belajar. Jadi ya belajar bisa di manapun dan kapanpun. Kita bisa belajar dari orang yang lebih tua, sebaya, bahkan anak kecil. Kita bisa belajar di rumah, di dalam organisasi, juga di jalanan. Belajar juga tidak melulu tentang fisika kimia dan lainnya. Banyak hal di dunia ini yang dapat kita pelajari.

Bagiku perempuan sudah seharusnya memiliki pendidikan yang baik. Kamu juga tahu kan bahwa perempuan kelak akan menjadi Ibu yang membesarkan calon penerus bangsa. Kaum lelaki juga pasti enggan jika harus menyerahkan kurcaci kecilnya pada perempuan yang bahkan tidak paham tentang perkembangan anak yang normal. Begitu juga dengan ku, yang mewakili suara sebagian besar perempuan, pasti juga menginginkan kapten rumah tangganya memiliki pendidikan yang baik dan paham tentang cara memperlakukan wanita. Sebegitu krusialnya pendidikan itu.

Aku sendiri tak pernah bosan untuk terus belajar. Bukan karena aku punya IQ tinggi sehingga bisa menyerap semua pelajaran. Tapi semata karena aku merasa butuh dan butuh lagi. Meskipun keinginanku untuk melanjutkan sekolah sempat tertunda. Tapi tidak jadi soal, karena dari jeda waktu ini aku juga banyak mendapat pelajaran berharga. Pelajaran yang tak melulu tentang rencana studi ku. Tapi juga pelajaran tentang kehidupan yang sesungguhnya.

Intinya aku sangat mendukung pendidikan yang layak untuk semua orang. Dan menurutku pendidikan itu sangat penting. Tidak masalah jika kamu berbeda pendapat denganku tentang pentingnya pendidikan ini. Karena kamu dan aku punya hak yang sama dalam berpendapat. Semoga kesempatannya juga sama dalam hal pendidikan. Semoga dengan dididik kita menjadi individu yang terdidik.


Medan.
Selama menulis ini aku tak henti berdoa agar bisa melanjutkan mimpi.

Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Banyak

Dear Zindagi

Suka Duka Menjadi Asisten Peneliti