Kereta Yang Tertukar

Malam ini aku sedang rebahan di atas kasur tipis sambil berkhayal. Kamu udah tahu kan kalau aku suka berkhayal? Lebih tepatnya sih aku mencoba menggali memori tentang hal yang pernah membuatku tertawa begitu keras. Sebenarnya banyak cerita lucu di hidupku. Tahu lah kau, hidup ini panggung sandiwara. Jadi banyak cerita lucu yang tak pernah diduga terjadi begitu saja. Tak jarang membuat terpingkal-pingkal saat mengingatnya. Padahal mungkin saat orang lain mendengarnya jadi terdengar biasa saja.

Aku punya satu cerita lucu yang membuatku tertawa kekeh. Bagi ku itu bukan hanya lucu. Tapi juga memalukan. Jadi ceritanya waktu itu aku dan beberapa saudara serta temanku pergi makan bakso. Bakso memang ajaib. Cocok untuk semua usia dan bisa dimakan dalam kondisi apa pun. Selain itu bakso juga membawa cerita tersendiri bagiku.

Kembali ke warung bakso.

Setelah selesai makan bakso, aku dan temanku berencana pergi ke toko pakaian untuk cuci mata. Maklum lah, di kota itu tidak ada mall. Jadi cuci matanya ya di toko-toko biasa. Aku ajak saudaraku untuk ikut, tapi dia bilang sedang menunggu kawannya yang lain. Tak berapa lama, kawannya pun datang. Aku dan temanku bergegas untuk pergi. Kami memutuskan pergi dengan kereta saudaraku.

"Bah, kami pinjam keretanya ya" kata ku waktu itu
"Kalian mau jalan jauh gak? Karena itu minyak keretanya dah tinggal dikit" jawabnya sambil mengeluarkan kunci kereta dari saku
"Gak tau juga sih" waktu itu aku pasrah
"Pake motor aku aja" kawannya menimpali percakapan kami dan langsung menyodorkan kunci kereta.

Setelah diberi tahu warna keretanya dan posisi parkir, aku pun pergi menuju tempat parkir untuk mengambil kereta. Menyapu sekilas wilayah parkir yang dibilang si kawan tadi. Setelah clingak clinguk, kami menemukan warna kereta yang sesuai.

Aku langsung nyamperin kereta itu dan memasukkan kunci ke keretanya. Kebetulan kereta itu gak di kunci stang. Supaya memudahkan si abang parkir geser geser kereta. Karena aku susah gerak di parkiran yang mepet sama kereta, akhirnya ku suruh abang parkir ngeluarin keretanya. Aku naik ke kereta dan sudah bersiap melaju. Tapi si kereta ini tak juga bisa hidup. Kuncinya gak bisa digerakin. Cuma stuck di satu posisi. Si abang tukang parkir pun bingung campur kasihan. Dia bantu kami buat hidupin tuh kereta. Duhh kesalnya aku waktu itu bukan main.
Aku pun sedikit teriak memanggil si kawan yang punya kereta. Kebetulan jarak parkiran dan posisi dia duduk gak begitu jauh. Dia pun nyamperin kami.

"Kenapa?"
"Ini keretanya gak mau idup. Kaya' nya abang gak ikhlas pinjemin" ku jawab sambil manyun
"Laaahhh? Ini kereta siapaa? Bukan ini keretanyaaa. Nooohhh" dia kaget, sambil ngarahin jari telunjuk ke arah kereta berwarna serupa.

'Whaaaatttt???' Mati ajaaaa. Gimana nihh? Seketika aku panik. Takut kalau tiba-tiba ada yang teriak dari dalam warung "maliiiingg maliiiinggg". Yang bener ajaaa. Rasanya waktu itu aku mau menghilang seketika pake kantong doraemon. Tapi gak punya. Si doraemon pelit. Gak mau kasiin ke aku.

Dengan malu yang menggunung, aku gak punya tenaga lagi buat dorong kereta ke tempat asal. Jadi lah si abang tukang parkir dan si kawan tadi yang dorong sambil tertawa kekeh.

"Ini baru punya akuuu" teriak dia sambil tetap tertawa. Aku pun cepat-cepat pergi. Sepanjang perjalanan berdoa mudah-mudahan yang punya kereta gak lihat wajah aku. Kalau lihat? Ya mati aja lah aku. Malunya bukan main.

Sepanjang perjalanan, aku dan kawanku pun tak henti tertawa mengingat kejadian lucu dan memalukan itu. Sumpah. Bagiku itu benar benar lucu. Bahkan sekarang pun kalau diingat-ingat aku masih merasa geli. Ckckck



Tanjungbalai.



Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Banyak

Suka Duka Menjadi Asisten Peneliti

Dear Zindagi