Khayalan Yang Indah

Di penghujung tahun ini, Tuhan memang sedang baik-baiknya. Mencurahkan rahmat-Nya berupa hujan untuk memuaskan keinginan kaum Adam yang berkeluh kesah tentang panas. Tapi apa daya, tak sedikit juga yang malah mengutuki hujan yang tak bersalah. Ia hanya turun sesuai instruksi Sang Sutradara kehidupan.

Malam ini aku tidak sedang sendirian. Sejak kamis malam, aku berada di kampung halaman. Menyapa Ibuku yang mungkin sudah rindu anaknya. Berhubung long weekend, pikirku. Meskipun sebenarnya long weekend, weekend, dan weekday, masih terlihat sama bagiku. Tak ada yang istimewa dari ketiga jenis hari itu.

Di hari ke 23 tantangan menulis ini, aku diminta menceritakan tentang hal aneh yang aku lakukan ketika sendiri. Sebenarnya aku tak mengerti. Kenapa harus hal aneh? Tidak cukupkah hanya dengan "hal yang dilakukan ketika sendiri"? Kenapa harus ada kata "aneh"nya? Tak paham lah aku.
Tapi, setelah mengajak otakku berpikir, aku mencoba mulai mengerti. Mungkin.

Ketika sendiri, aku sering kentut. Belum aneh sih. Manusiawi kan kalau aku kentut? Yang aneh malah kalau aku gak pernah kentut. Kalau aku sedang sendirian di suatu ruang, kamar misalnya, aku puas-puasin kentut. Terus kipas-kipasin kain biar aromanya beterbangan. Yang menghirupnya bakalan kena denda dan hukuman penjara. Bercanda sih..

Hal yang paling sering aku lakukan ketika sendiri itu adalah berkhayal. Bermimpi dengan mata terbuka. Aku senang melakukannya. Berkhayal tak pernah berbayar. Atau bahkan mendapat larangan dari pihak berwajib. Gratis. Itu lah mengapa aku suka berkhayal.

Dalam dunia khayalanku, aku akan membangun pondasi mimpi-mimpiku. Membuat cerita tentang dunia impian. Merakit mimpi indah tentang kehidupan yang sejahtera untuk siapa pun. Hingga berkhayal tentang hal yang tak mungkin terjadi. Seperti misalnya aku berkhayal untuk bisa terbang. Mustahil, jika tidak dengan pesawat. Ehh btw, aku juga pernah berkhayal ingin terbang dengan pesawat di kursi first class ke luar negeri.

Itu lah indahnya berkhayal. Aku bebas bermimpi apa pun. Aku bebas bermimpi ingin mengunjungi seluruh provinsi yang ada di Indonesia sebelum berusia 30 tahun. Tidak ada yang melarang ku untuk bermimpi mampir ke Leipzig. Tidak ada yang nyinyir jika aku bermimpi menjadi seorang Dosen. Atau menjadi social worker lainnya.

Itu lah kehebatan berkhayal. Dengan berkhayal, aku semakin semangat untuk mencapai mimpi-mimpi itu. Dengan berkhayal, aku bisa recharge semangatku. Dengan berkhayal, aku bisa menentukan langkah ke depan yang harus ku tempuh.

Berkhayal tak kan pernah merugikan. Selagi waktu itu tak melulu dihabiskan untuk berkhayal.



Tanjungbalai.
Masih setia mendengar terpaan suara hujan di atas genteng rumah.

Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Banyak

Suka Duka Menjadi Asisten Peneliti

Dear Zindagi