Samenan: Sebuah Perayaan Kelas Laskar Aksara

Samenan? Apa itu? Jujur, aku juga baru beberapa hari yang lalu mendengar kata itu. Tentu saja aku mengenalnya dari keluarga baru yang kusebut Laskar Aksara. Pertama kali melihat tulisan Samenan, aku membacanya semenan. Apaan tuh semenan? Nyemen? Kayak nyemen bangunan gitu? Setelah kuperhatikan lebih lanjut, ternyata "Samenan". Samenan ini merupakan bahasa Sunda dan sudah menjadi tradisi daerah Tasikmalaya yang berarti perayaan naik kelas atau dilakukan ketika perpisahan. Iya iyaaa, keluarga Laskar Aksara ini memang tersebar di Indonesia. Makanya nih, kalau kamu mau punya keluarga baru, wajib ikutan Laskar Aksara.

Nah, kami pun mengadopsi kata ini untuk merayakan kenaikan kelas para anggota keluarga Laskar Aksara. Bagaimana kenaikan kelasnya kami? Apa indikasinya? Sederhana saja. Semua anggota telah mampu menyelesaikan tantangan menulis satu tema untuk satu hari. Itu merupakan pencapaian yang luar biasa, terlebih untuk aku si pemula ini. Nah, karena sudah mampu menyelesaikannya maka kami harus merayakan dengan cara a la Laskar Aksara. Tentunya Samenan ini ide dari teh Upy lalu disampaikan ke forum oleh kak Rahel.

Baiklah akan aku mulai perayaan kali ini. Kamu ikuti terus acara Samenan ini yaaaa.

Acara pertama: menyampaikan tentang tulisan salah satu anggota yang aku sukai.

Hmm. . . Ini tugas berat. Tentunya semua anggota Laskar Aksara sudah memberikan jiwa dan rasa sepenuh hati untuk menulis cerita yang indah dan menginspirasi. Membaca setiap cerita dari setiap anggota di setiap malam menjadi teman menyenangkan untukku. Teman yang tidak pernah berkhianat, karena setiap kata yang disusun membentuk aksara itu ditulis dengan penuh kejujuran. Layaknya siang yang tak pernah berkhianat pada malam.

Malam seolah jadi masa di mana aku mendapat banyak vitamin. Tulisan seluruh anggota Laskar Aksara memang bagai vitamin yang menyuplai kebutuhan harianku. Bisa dikatakan membaca tulisan mereka sebagai ganti minum susu di setiap malam, agar esok harinya bangun dengan keadaan yang bugar. Jika susu bertugas menjaga kesehatan fisik, maka tulisan mereka bertugas menjaga kesehatan psikis bagiku.

Jadi, dari seluruh tulisan yang luar biasa itu, aku dibuat jatuh cinta dengan tulisan yang berjudul Pelukis Malam. Penulis ini menamai dirinya sebagai Crybaby. Aku tak tahu pasti alasan Ia menamakannya sebagai Crybaby. Yang aku tahu pasti, tulisan Pelukis Malam itu sangat membuatku seperti masuk dalam cerita. Bacalah tulisannya, kamu pasti akan setuju denganku tentang seberapa baiknya Ia merangkai setiap kata dalam cerita itu.

Acara pertama selesai. Kita masuk ke acara kedua. Kamu jangan pulang dulu ya. Masih ada penampilan berikutnya. Tetap dari aku.
Yaitu tentang tulisanku yang menurutku paling jelek.

Menjawab tantangan panggung kedua ini tidak sulit. Bahkan saat menuliskannya pun aku sudah merasakan bahwa tulisan ini menjadi yang terjelek bagiku. Tulisanku yang paling jelek itu bisa kamu baca di sini. Tapi aku tidak begitu menyarankan, takutnya kamu malah kecewa. Jika itu terjadi, aku tidak bisa mendatangi rumahmu untuk kemudian mengobati kekecewaan itu. Kalau kamu benar-benar ingin membacanya, maka aku tidak melarangmu.

Alasan aku memilih tulisan itu menjadi tulisan terjelek adalah karena saat menuliskannya aku seperti tidak berjiwa. Aku menuliskannya tanpa rasa dan saat itu menulis hanya untuk memenuhi tanggung jawab di Laskar Aksara. Jiwaku benar-benar hilang. Mungkin pada masa itu aku kelelahan. Lelah dengan yang pada minggu itu tiba-tiba aku berlakon jadi ibu rumah tangga dadakan dengan 4 orang anak. Baiklah, itu memang cuma alasanku saja. Alasan sebenarnya mungkin karena aku memang belum lihai memainkan jari untuk membentuk kalimat berarti.

Okee lanjuuuut. Acara selanjutnya yaitu tentang tulisanku yang paling aku sukai.

Tulisan yang paling aku sukai itu bisa kamu baca di sini. Kenapa aku menyukai tulisan itu? Hmm. . . Akan aku sampaikan alasannya.
Melalui tulisan ini aku benar-benar menumpahkan berbagai rasa yang berkecamuk di dadaku. Tulisan itu juga cukup mewakili pikiran sebagian besar kaum hawa. Tulisan yang juga menggambarkan semangat masa depanku. Tulisan yang aku tuangkan dengan sepenuh hati. Merangkai kata demi katanya dengan sepenuh jiwa. Kurasa itu sudah cukup jadi alasan bagiku untuk membuatnya menjadi tulisan yang paling aku sukai.

Naah, acara selanjutnya ini nih yang paling ditungu-tunggu. Yaitu tentang manfaat yang aku dapatkan selama menjadi keluarga Laskar Aksara.

Di awal tulisan ini aku sudah sempat menyinggung tentang manfaat menjadi bagian keluarga Laskar Aksara. Aku sampaikan lagi, agar kamu semakin yakin bahwa Laskar Aksara benar membawa manfaat untukku. Menjadi bagian dari Laskar Aksara artinya telah berkomitmen untuk menulis setiap hari. Menulis itu sendiri bagiku seperti menyampaikan suara hati yang tak mampu diucapkan. Menulis juga membuat jiwaku semakin hidup. Dengan menulis, aku diminta untuk berkelana ke masa lalu juga berkeliling ke masa depan. Hal ini membuat diriku semakin bersyukur dengan kehidupan yang kumiliki.

Di Laskar Aksara, aku juga mendapatkan banyak teman baru. Yang artinya jaringan pertemananku semakin melebar. Hebatnya lagi, anggota Laskar Aksara tersebar di beberapa daerah dan dari berbagai kalangan usia serta profesi. Ini membuktikan bahwa menulis tidak pandang usia, asal, profesi dan lainnya. Laskar Aksara seperti wujud nyata Bhinneka Tunggal Ika, United in Diversity.

Laskar Aksara juga mengajarkan seluruh anggotanya untuk berkomitmen dan bertanggung jawab pada keputusan yang telah diambil, yaitu menulis satu tema setiap hari. Jika tidak? Maka kamu akan mendapatkan pelajaran berikutnya, belajar meminta maaf. Kamu pasti setuju bahwa mengucapkan kata maaf sama beratnya seperti melupakan mantan *ehh abaikan. Selain kata maaf, kamu juga akan diajarkan berterima kasih dengan cara memberi apresiasi untuk setiap tulisan anggota yang sudah ditulis dengan sepenuh hati.

Apa cuma itu manfaatnya? Tentu saja tidak. Masih sangat banyak manfaat yang sulit dijelaskan dengan kata-kata, karena akan kamu rasakan saat sudah menjadi anggota Laskar Aksara.

Sepertinya kita sudah sampai dipenghujung acara. Semoga kamu menikmati acara Samenan kali ini. Maafkan jika tulisannya terlalu panjang. Mungkin karena aku terlalu cinta dengan Laskar Aksara. Doaku untuk Laskar Aksara, semoga kita bisa terus berkarya melalui tulisan. Karena menulis membuat kita abadi meski raga telah berpamit pada diri.

Terima kasih bagi teman-teman yang sudah menyaksikan acara panggung Samenan di penghujung #30DaysWritingChallenge jilid I ini. Kami juga tidak keberatan untuk menyambut anggota baru di acara berikutnya, #30DaysWritingChallenge jilid II. Bye bye. . .


Medan.
Di penghujung senja.

Comments

Popular posts from this blog

Eksotisme Pulau Banyak

Suka Duka Menjadi Asisten Peneliti

Dear Zindagi